Ini Keseruan Tradisi Ormas Partisan Pejuang Siliwangi Peringati Maulid Nabi di Kediaman Guru Besar PS 'Ibu Edeh L puradireja' Subang Di Hadri Ribuan Orang

Featured Posts

Ini Keseruan Tradisi Ormas Partisan Pejuang Siliwangi Peringati Maulid Nabi di Kediaman Guru Besar PS 'Ibu Edeh L puradireja' Subang Di Hadri Ribuan Orang



SUBANG, JAVA NEWS - Ormas Partisan Pejuang Siliwangi mempunyai tradisi khusus untuk memperingati maulid Nabi Muhammad SAW, Ribuan Orang memadati Kediaman Guru Besar Ormas Pejuang Siliwangi. Seperti apa keseruannya?

Perayaan Maulid Nabi Ormas Partisan Pejuang Siliwangi sudah menjadi bagian dari tradisi turun-temurun. Juga Tradisi ini di hadiri oleh keluarga besar Ormas Partisan Pejuang Siliwangi para Anggota DPC, dan PAC, dari berbagai Wilayah seluruh Indonesia, yakni, Karawang, Bekasi, Bandung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Lombok, Bengkulu, dan Wilayah Lainya, terutama para Anggota tingkat Nasional, selama lebih dari satu Minggu, undur datang.

Belum tuntas doa dilantunkan, ribuan orang yang berkumpul di lokasi. Tak hanya kaum pria, ibu-ibu juga tak mau ketinggalan berebut tempat untuk memanjatkan doa doa.


Seperti di ungkappkan Panitia Sekjen Ormmas Pejuang Siliwangi Kabupaten Karawang yang saat ini selaku ketua panitia acara tersebut, ini adalah tradisi tahunan yg d gelar di setiap bulan maulid, Pejuang Siliwang ( PS ) selalau mengadakan maulidan di tempat kediaman guru besar PS Ibu Edeh L puradireja.

" Selain mempererat tali silaturahmi, berjarah k makam ama R. pura direja. Dg jamaah se indonesia, jamaah yg paling banyak adalah dr prov. Lampung sekitar 1000 lebih dn dr kab. Karawang tidak kurang dr 7000 anggota PS yg hadir. Meureka datang dg membawa hasil bumi masing2 sebagai simbol pengabdian dan kebersamaan, " terang Rohim kepada Media Pejuang Siliwangi.com, (9/11/2019).

Lebih jauh Rohim menerangkan, Ormas PEJUANG SILIWANGI”. tersebut sangat tak jauh dari keseharian dalam bersikap didalam organisasi, yaitu harus silih asah silih asuh silih asih. Untuk menjalin kerjasama agar kita menjadi satu.

"Bagi masyarakat Muslim, hal ini dianggap penting sebab merupakan proses pengakuan terhadap keesaan Tuhan dan risalah Nabi Muhammad SAW. Kemudian, kata itu mengalami perluasan makna dengan menghentikan atau menghindari dua perkara, perbuatan buruk dan menyeleweng. Makna ini kemudian berkembang lagi menghilangkan makna dua watak, hewan dan setan. yang berarti menanamkan dua perkara, yaitu memelihara budi suci dan budi luhur. Pada intinya orang hidup harus bisa menimbang yang baik dan buruk,"Terangnya.(ODONG)

Post a Comment

0 Comments