KARAWANG - Mengenaskan seorang ibu satu anak Tarmah (38) warga Dusun Ciwelut, Desa Panyingkiran, Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang, menjalani hidup dengan kaki terbelenggu rantai di dalam gubuk mirip kandang Domba yang terletak di kebun belakang Rumah. Keluarga terpaksa merantai wanita ini karena dianggap bisa membahayakan orang lain, takut hal hal lain karena karena wanita ini cukup cantik.
Seperti di ungkapkan Amih selaku orang tua Tarmah tersebut, Sudah dua tahun lebih 'Tarmah menjalani hidup terbelenggu dengan kaki dirantai di gubuk mirip kadang domba itu.
""Kalau tidak dirantai dia akan lari ke mana-mana. Kami takut barangkali saat komunikasi dengan orang lain akan brutal, dan menjaga hal hal lain yang tidak di inginkan," tutur Amih selaku orang tua Tarmah dengan terbata bata dan meneteskan air matanya, kepada Java-News.co.id kamis (27/08) di Rumahnya.
Dikatakan Amih, ia mengalami gangguan jiwa sudah 18 tahun namun karena kehawatiran Kaki kanan dibelenggu dengan rantai. Ujung rantai besi ini dikaitkan dengan jeruji terali di ikat ke tiang gubuk dan digembok, kalau dirantainya itu sudah dua tahun.
"Itupun saya meminta ijin dulu ke pegawai Desa karena takut ada prasangka buruk dan lainya, setalah keluarga meminta izin ke pegawai, dan setiap hari dikasih makan dan minum," ungkapnya
Lebih jauh ia menerangkan, bahwa Tarmah awalnya gagal dalam rumah tangganya,dan memiliki satu anak perempuan, namun anaknya yang ia damba dambakan dibawa oleh mantan suaminya. Sedangkan Tarmah hanya bisa meratapi penyesalanya dan melamun trlalu dalam memikirkan anaknya hingga mengalami gangguan jiwa.
"Iya memang karena meninginkan anak selalu gagal dan gagal lagi sekalinya mempunyai anak bukanya berbahagia dalam rumah tangganya melainkan terjadi penceraian dan anaknya di bawa oleh suaminya," terang Amih.
kini Tarmah menjalani hidupnya tinggal di gubug dengan kondisi kaki diratai dan tak berdaya selama dua tahun, karena keluaganya pun orang tak mampu jangankan untuk mengobatinya,untuk bertahan hidup sehari harinya juga mengandalkan upah tani, karena Amih sebagai Ibu Tarmah adalah seorang janda yang di tinggal suaminya (meninggal dunia).
"Iya suami saya sudah lama meninggal, makan sehari hari dari upah tani, "Keluhnya.
Ia berharap uluran tangan dari para donatur atau pemerintah untuk sudi membantu dalam penyembuhanya. (Kusnadi)
0 Comments